Dr. Hamka dalam
bukunya " Pelajaran agama Islam," menegaskan bahwa "Wujud
atau adanya Allah bukanlah perkara sukar yang harus dicari dengan jalan
yang berbelit-belit. Fithrat manusia sendiri telah mengakui adanya Tuhan
mesikipun pada mulanya mereka belum tahu siapa nama-Nya. Tabiat manusia
dan perjalanan hidupnya, kemanapun tujuan jalannya dan di manapun
perhatiannya, di sana dia akan bertemu adanya Tuhan. Cuma sayang, kesangat
nyataan itulah kadang-kadang yang menjadikan tersembunyinya, dan sangat
dekatnya itulah yang kerapkali menyebabkan Dia tidak terlihat. Orang yang
mengingkari adanya Tuhan sendiripun ragu dalam keingkarannya atau ingkar
dalam keraguannya."
Adanya Allah telah menjadi suatu prinsip dasar dari semua agama yang benar,
karena di atas dasar itulah terletak berbagai doktrin-doktrin agama itu.
Dasar penjelasan pokok tentang adanya Allah terdapat pada ayat pertama
dalam Alkitab: " Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi."
Kejadian 1:1. Bunyi ayat yang sederhana ini, bukan saja menyatakan tentang
adanya Allah, tetapi juga sekaligus menyatakan tentang kuasa-Nya yang
besar menciptakan langit dan bumi.
Beberapa hal yang dapat menjelaskan adanya Allah di antaranya karena
adanya alam semesta, adanya makhluk-makhluk dan kejadian alam di sekitar
kita.
Disinilah berlaku ketentuan-ketentuan sebab dan akibat. Setiap akibat yang
kita lihat sudah tentu ada sebanya yang memadai. Setiap benda yang kita
lihat, yang ada, baik di langit maupun di bumi, pasti ada asal mulanya
atau sudah ada sejak permulaannya atau pada suatu waktu. Orang boleh
berkata bahwa segala sesuatu yang ada itu, sudah jadi dengan kebetulan,
atau telah menjadikan dirinya sendiri atau diciptakan oleh sesuatu kuasa.
Alkitab menjelaskan
: " Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan
pekerjaan tangan-Nya; hari meneruskan berita itu kepada hari, dan malam
menyampaikan
pengetahuan itu kepada malam. Tidak ada berita dan tidak ada
kata, suara mereka tidak terdengar." Mazmur 19:2-4.
Dengan singkat dapat disimpulkan bahwa dalam segala kekuatan di langit,
cakrawala, planet-planet, tercantumlah bahwa Allah itu ada yang telah
menciptakan semuanya.
Menurut
ilmu falak, kita ketahui bahwa bumi kita ini berputar pada sumbunya dalam
waktu 24 jam dengan kecepatan ±
1000 mil sejam.
Tetapi demikian dikatakan seandainya bumi ini berputar dengan kecepatan
yang lebih rendah, katakan saja 100 mil sejam, maka akibatnya hari malam
dan siang akan berlangsung 10x lebih lama daripada yang ada sekarang.
Kemudian pancaran panas matahari waktu musim kemarau membakar segala
tumbuh-tumbuhan dan pada waktu malam hari setiap pucuk dan tunas akan
membeku.
Letak
bumi kita itu miring dengan sudut 230.
Seandainya tidak miring letaknya, maka kedua kutub akat tetap dalam
keadaan senja. Uap dan air laut akan bergerak ke utara dan ke selatan.
Sungai-sungai es akan mencari dan mengalir ke laut dan turunnya permukaan
air samudera akan mengakibatkan timbulnya daratan-daratan baru yang luas,
mengurangi turunnya hujan dan akibatnya pasti sangat mengerikan.
Bumi
beredar mengelilingi matahari dengan kecepatan 18 mil tiap detik.
Andaikata kecepatan ini berubah, lebih cepat atau lebih lambat maka jarak
antara bumi dengan matahari akn berubah pula dan keadaan ini pasti akan
mengancam kelanjutan hidup tiap makhluk di bumi ini.
Dari segala sesuatu yang disebut di atas ini, satu hal yang harus diakui
oleh manusia ialah bahwa tiap kekuatan langit dan planet-planet bergerak
teratur dengan cermat dan semuanya dikendalikan oleh hukum.
Kepler,
seorang ahli ilmu perbintangan telah
mencoba memecahkan hukum peredaran ini dengan mengumukakan 19 hipotesis
dan teori-teori.
Tetapi kemudian ia menyadari bahwa teorinya yang berdasarkan pemikirannya
sendiri itu tidak berhasil. Baru ketika ia menyesuaikan teori itu dengan
fakta yang ada, ia merasa bahwa ia telah berhasil, tetapi ia berseu,
"Ya Allah Yang Mahakuasa, aku hanya berpikir mengikuti pemikiran-Mu!"
Orang boleh mengadakan penyelidikan tentang keadaan di bulan, Mars,
Matahari, Venus, Jupiter, Merkurius, Saturnus, untuk mengetahui besarnya,
geraknya, jaraknya, tetapi para ahli tidak mampu menjelaskan segala
sesuatu tentang alam semesta. Menurut taksiran bahwa dalam jagat raya ini
terdapatlah 40 bilyun sampai 100 bilyun bintang-bintang atau
matahari-matahari.
Allah itu tidak kelihatan, tetapi kenyataan ciptaan-Nya tampak jelas.
Bukti tentang adanya Allah nyata bagi mereka, sebab Allah telah
menyatakannya kepada mereka. Sebab apa yang tidak nampak daripada-Nya,
yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat nampak kepada
pikiran dari karya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat
berdalih." Roma 1:18,20.
Apa yang kita lihat
dalam alam kejadian membuktikan bahwa ada Khalik yang menjadikannya. E.G.
WHITE dalam bukunya "Jalan yang Terindah" melukiskan dalam
perkataan yang jelas mengenai hal itu.
"Lihatlah kejadian-kejadian ajaib yang Allah telah jadikan.
Timbanglah kegunaan kejadian-kejadian itu bagi keperluan dan kesenangan,
bukan saja untuk manusia tetapi segala makhluknya. Cahaya matahari dan
hujan yang menyenangkan dan menyegarkan bumi, gunung-gunung dan lautan
yang besar dan padang-padang yang luas sekaliannya itu menyatakan
kecintaan Allah yang sudah menjadikan kita semua.
" Allah itu cinta adanya," tertulis pada tiap kuntum bunga yang
mekar, pada tiap pucuk rumput yang bertumbuh. Burung-burung yang elok
memenuhi udara dengan lagu-lagu yang merdu, bunga-bunga yang elok
mengharumkan udara pohon-pohon yang tinggi di hutan rimba dengan
daun-daunnya yang hijau, semuanya menyaksikan pemeliharaan Allah."
"Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja."
Matius 6:28-30, dan tanpa memintal, namun Aku berkata kepadamu: Salomo
dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian seindah salah satu dari
bunga itu." "Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di
ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidaklah Ia akan
terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya ?"
Matius 6:28-30.
Bahkan rumput di padang dan bunga-bunga semuanya menyatakan tentang
kebesaran Khalik dan kuasa-Nya yang menciptakan. Manusia baru mencoba
untuk mengetahui bagaimana dapat membuat sehelai daun rumput.
Mungkin salah satu
unsur yang amat penting dalam pemikiran manusia ialah kecenderungan
memikirkan tentang dirinya sendiri. Mengenai asal-usul manusia itu
terdapatlah berbagai pandangan. Ada pendapat yang mengatakan bahwa manusia
itu merupakan penjelmaan tingkat terakhir daripada suatu proses evolusi,
dan inilah yang merupakan konsepsi dari ajaran evolusi. Sedangkan dari
segi pandangan agama mengakui bahwa manusia itu pada asal mulanya
diciptakan oleh Allah dalam bentuk yang sempurna.
Setelah berusaha membahas tentang proses kelahiran manusia, Dr. Alan
Guttmacher menyatakan : "Suatu proses yang serba kompleks dan tampak
ajaib. Ketika proses itu berfungsi sekarang ini, maka proses itu adalah
suatu seruan yang keras sekali yang telah dimulai sejak permulaannya
kehidupan manusia dalam planet ini."
Apakah sebenarnya manusia itu ? Benarkah manusia itu tidak lebih daripada
hewan atau satu koleksi dari beberapa ratus juta sel, yang masing-masing
sel terdiri dari molekul dan elektron dan telah terkumpul secara kebetulan
?
Sebenarnya ilmu pengetahuan modern tidak dapat menjelaskan tentang
asal-usul segala sesuatu. Rahasia daripada penciptaan itu adalah di luar
batas kemampuan ilmu pengetahuan. Sudah tentu para sarjana dapat
mengemukakan opini, teori, hipotesis, jika ada sesuatu yang dapat
dibuktikan dengan fakta.
Sudah ada usaha para sarjana untuk coba "menciptakan" beberapa
bentuk kehidupan memalui percobaan dalam cerobong-cerobong gelas di
laboratorium, tetapi hingga kini belum ada yang berhasil. Sejak zamannya
Louis Pasteur bapak Bakteriologi, para sarjana hanya tetap membatasi diri
pada fakta dan mengetahui bahwa mereka tidak mengetahui sesuatu tentang
asal-usul kehidupan itu.
H.G. Wells sendiri sebagai seorang tokoh yang menganut filsafat evolusi
dengan jujur mengakui bahwa "Kita tidak mengetahui bagaimana
kehidupan itu dimulai di dunia ini."
Tidak ada teori, hipotesis atau terkaan-terkaan yang dapat digunakan untuk
memberikan jawaban terhadap pertanyaan ini. Apa yang dapat dilakukan ialah
mencari jawabannya dari Alkitab.
"Ketika itulah Tuhan Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan
menghembuskan napas
hidup ke dalam hidungnya, demikianlah manusia itu
menjadi makhluk yang hidup." Kejadian 2:7.
Orang boleh menganggap bahwa pernyataan dalam Alkitab ini sifatnya tidak
ilmiah dan mungkin menamakannya sebagai satu dongeng. Tetapi para sarjana
modern setelah mengadakan berbagai analisis kimia, akhirnya mendapati
bahwa apa yang dikemukakan dalam Alkitab itu adalah bersifat ilmiah.
Karena dari hasil penyelidikan para ahli dikatakan bahwa tubuh manusia itu
adalah suatu kompos isi yang terdiri dari unsur-unsur yang tepat seperti
unsur-unsur yang terdapat dalam tanah. Pada hakikatnya memang manusia itu
dapat melanjutkan kehidupannya karena bahan-bahan makanan yang
diperolehnya dari tanah.
Siapakah yang dapat menjelaskan tentang jiwa dan kepribadian manusia
kecuali yang telah dijelaskan di dalam Alkitab ? Siapakah yang dapat
menjelaskan tentang keajaibannya otak, perut, sistem saraf dan organ
lainnya dalam tubuh manusia dan bagaimana semua organ itu dikoordinasi ?
Jawaban yang tepat ialah bahwa manusia itu ada, karena ada Khalik,
Pencipta yaitu Allah Yang Mahakuasa.
Yesus sendiri dengan tegas berkata tentang asal mulanya manusia itu
sebagai berikut : "Jawab Yesus, �Tidakkah kamu baca, bahwa Ia yang
menciptakan manusia sejak semula menjadikan mereka laki-laki dan perempuan
?�" Matius 19:4.
Dalam perkembangan
dunia modern ini kita mengetahui bahwa masih ada juga manusia yang
menamakan dirinya sarjana yang tetap tidak percaya adanya Allah. Tetapi
kini dapat dirasakan bahwa pandangan itu makin terdesak. Lebih banyak
sarjana modern yang dalam kegiatan laboratorium mereka semakin nyaring
menyatakan keyakinan mereka tentang adanya Allah dan kebenaran-Nya.
Dr. R. A. Milikan salah seorang sarjana yang menemukan sinar-sinar kosmik
berkata, "Bagiku, aku ini sebenarnya adalah tanda dari jari Allah.
Aku menemukan Khalik senantiasa dalam pekerjaanku. Aku bersaksi bahwa
ajaran-ajaran ilmu pengetahuan adalah luar biasa, sama seperti
ajaran-ajaran Yesus yang pada dasarnya sangat berfaedah dan baik adanya."
Herbert Spencer, seorang ahli filsafat yang terkenal berkata, "Kita
harus mengakui juga bahwasanya segala kejadian itu adalah tanda daripada
kuasa Allah dan terlalu tinggi untuk dicapai oleh pikiran manusia."
Kita dapat menyebut lagi beberapa sarjana lainnya, Copernicus, Kepler,
Galileo, Newton, dalam pernyataan-pernyataan mereka semuanya mengakui dan
percaya adanya Allah dan Pencipta semesta alam.
Berdasarkan pendapat Copernicus dalam bukunya "On the Revolution of
the Colestical Orbs, " Rhaeticus menulis sebagai berikut : "Di
pusat dari segala sesuatu terdapatlah matahari yang mengatur,�. Tidakkah
kita mengganggap itu berasal dari Allah Khalik semesta alam ?"
Johannes Kepler telah menerima pula teori Copernicus dan menulis bukunya
"Mysterium Cosmographicum". Pada akhir hidupnya ia menyatakan,
"Segala sesuatu dimanapun dalam alam, aku menjamah Allah seperti
halnya dengan tanganku ini."
Isaac Newton, dengan bukunya yang terkenal, "Pencipta"
menyatakan tentang Allah sebagai berikut, "Ia memerintah segala
sesuatu, bukan seperti suatu jiwa dari dunia, akan tetapi sebagai Tuhan
atas sekaliannya�. Karena kita berkata, Allahku dan Allahmu."
Untuk menjawab
pertanyaan, "Siapakah Allah itu" dalam Alkitab dijelaskan bahwa
kepada Musa sendiri Allah telah memperkenalkan nama-Nya. Menjawab
pertanyaan Musa tentang siapakah nama Allah. "Firman Allah kepada
Musa, AKU ADALAH AKU." Lagi firman-Nya : "Beginilah kau katakan
kepada orang Israel itu : AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu. "
Keluaran 3:14.
Ketika Musa memohon kepada Tuhan, "Tetapi jawabnya, "Perlihatkanlah
kiranya kemuliaan-Mu kepadaku." Keluaran 33:18, maka Allah telah
menyatakan pula sifat-sifat-Nya sebagai berikut :
"Berjalanlah Tuhan lewat dari depannya dan berseru, "Tuhan,
Tuhan, Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya
dan setia-Nya, yang meneguhkan kasih setia-Nya kepada beribu-ribu orang,
yang mengampuni kesalahan, pelanggaran, dan dosa, tetapi tidaklah sekali-kali
membebaskan orang yang bersalah dari hukuman, yang membalaskan kesalahan
bapa kepada anak-anaknya dan cucunya, kepada keturunan yang ketiga dan
keempat." Keluaran 34:6,7.
Dengan pernyataan ini dapatlah disimpulkan bahwa sifat-sifat Allah itu,
Agung, Supremasi(Unggul), Berpengasihan, Sempurna, Mengampuni, Sabar, Adil,
Benar, dan mempunyai kuasa dan kemuliaan yang tiada tanya.
Kebesaran Allah di samping sebagai Khalik Pencipta semesta alam,
dinyatakan pula dalam suatu tingkat Yang Mahatinggi. "Akulah Tuhan
dan tidak ada yang lain; kecuali Aku tidak ada Allah." Yesaya 45:5.
Dari semua sifat Allah yang mulia dan sempurna itu, dinyatakan pula dalam
Alkitab satu sifat yang fundamentil, abadi, sebagaimana yang telah
tercantum dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. "Aku mangasihi
engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih setia-Ku
kepadamu." Yeremia 31:3.
"Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengelan Allah, sebab Allah
adalah kasih." I Yohanes 4:8.
Bahwa Allah itu
benar ada, sesungguhnya satu kebenaran yang mutlak segala usaha untuk
mencoba menjelaskan tentang Allah dari segi ilmu pengetahuan, filsafat
manusia adalah hanya sampai kepada batas-batas tertentu, karena keadaan
dan sifat Allah yang telah dinyatakan itu hanya dapat diselidiki dengan
jelas dalam firman Allah sendiri.
Betapa anehnya manusia yang mencoba mempersoalkan Allah menurut pikiran
mereka sendiri ! Kecuali ia adalah manusia sombong dan tidak mau mengenal
Allah ! Bagaimanakah manusia yang hidupnya hanya senapas jua adanya,
berani berbantah dan menentang Allah Khalik semesta alam dan yang sudah
ada dari kekal sampai kekal ?
Menyadari akan kebesaran dan kuasa Allah Yang Mahatinggi itu, Raja Daud
dengan rendah hati berseru, "selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah
hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku, lihatlah, apakah
jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal !" Mazmur
139:23,24.
Mengutip kembali perkataan nabi Yesaya, maka Rasul Paulus berkata, "Siapakah
kamu, hai manusia, maka kamu membantah Allah ? Dapatkah yang dibentuk
berkata kepada yang membentuknya, "Mengapakah engkau membentuk aku
demikian ?" Roma 9:20.
Nabi Ayub berkata, "Dapatkah engkau memahami hakikat Allah, menyelami
batas-batas kekuasaan Yang Mahakuasa ?" Ayub 11:7.
Manusia harus mengakui bahwa ia adalah makhluk ciptaan Allah dan memiliki
kesanggupan-kesanggupan yang terbatas dan suatu kehidupan yang fana,
tetapi Allah Mahakuasa, Mahatahu, Hadir di mana-mana dan Pemerintahan
semesta alam sekalian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terima kasih atas komentar anda
nama :................................
email:.................................
No hp:...............................
Tuhan memberkati