SELAMAT DATANG DI GEREJA MASEHI ADVENT HARI KE 7 SDA HUA AN BANDUNG.jL PADJAJARAN NO 189 LANUD HUSEN SASTRA NEGARA BANDUNG

Jumat, 04 Mei 2012

JURU SELAMAT YANG SETIA

JURUSELAMAT YANG SELALU HADIR
Saat seorang Skotlandia bernama Peter tersesat di padang rumput tempat pembuangan sampah pada suatu malam yang gelap, Tuhan memanggil namanya: " Peter!" Saat suara dari surga memanggilnya kembali, Peter berhenti berjalan, melihat ke bawah, dan ia menemukan bahwa ia hanya tinggal selangkah lagi akan jatuh ke tambang batu kapur yang sudah terbengkalai.
Bukankah itu akan sangat indah jika kita masing-masing dapat mendengarkan Tuhan memanggil nama kita? Bukankah itu hal yang akan menggembirakan jika Dia bisa sebegitu dekatnya dengan kita dan kita bisa duduk bersama-sama denganNya dan bercakap-cakap mengenai pergumulan hidup dan harapan kita?
1. HUBUNGAN TANPA BATAS DENGAN YESUS
Percaya atau tidak, kita dapat datang lebih dekat kepada Yesus sekarang dari pada saat jika Ia tinggal bersama-sama dengan kita sebagai seseorang yang dapat terlihat. Memiliki Yesus secara nyata dalam daging di kota kita akan merupakan suatu yang sangat bagus tentunya, tetapi pikirkan kerumunan orang yang berdesak-desakkan untuk dapat melihat lebih dekat. Pikirkanlah keinginan pada zamanNya. Kita mau melakukan sesuatu dengan baik agar dapat berbicara langsung denganNya untuk beberapa menit saja di dalam hidup kita.
Harapan Kristus adalah untuk mengolah hubungan pribadi dengan kita masing-masing. Itulah salah satu alasan mengapa Ia meninggalkan bumi ini untuk melakukan pelayanan khusus di Surga yang memungkinkan Dia untuk datang dekat kepada maing-masing dari kita setiap hari. Karena Yesus tidak terbatas berada hanya di satu tempat saja sama seperti waktu Ia berada di dunia ini, melalui Roh Kudus Dia sekarang dekat untuk menuntun kehidupan dari setiap orang yang menginginkannya secara pribadi. Janji yang menguatkan apakah yang Yesus berikan saat sebelum Ia naik ke Surga?

"AKU MENYERTAI KAMU SENANTIASA, sampai kepada akhir zaman." - Matius 28:20.


Apakah yang Kristus lakukan di Surga yang memungkinkan Dia untuk " selalu bersama dengan kita"?

"Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita. Sebab Imam Besar yang kita punyai, bukanlah Imam Besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa. Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri tahta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapatkan pertolongan kita pada waktunya." - Ibrani 4:14-16.

Catat jaminan yang kita peroleh bila kita memiliki Yesus sebagai pengantara pribadi kita di Surga: "Dicobai dalam segala hal, sama seperti kita juga dicobai." "Bersimpati dengan kelemahan kita." "Menolong kita pada saat kita membutuhkan pertolongan." Bersama dengan Yesus sebagai Imam Besar kita, kita tidak lagi terpisahkan oleh jarak kita dengan Surga; Kristus dapat menuntun kita ke hadirat Allah. Tidak heran jika kita diminta untuk "meraih tahta anugerah dengan penuh keyakinan." Kedudukan apakah yang Yesus tempati di Surga?

"Tetapi Ia (Yesus), setelah mempersembahkan hanya satu korban saja karena dosa, Ia duduk untuk selama-lamanya DI SEBELAH KANAN ALLAH." - Ibrani 10:12.

Kristus yang hidup, "seorang yang dapat mengerti" adalah perantara pribadi kita pada tahta "sebelah kanan Allah." Bagaimanakah kehidupan Yesus menyiapkan Dia untuk menjadi Imam kita?

"Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan SAUDARA-SAUDARANYA, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa. Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pecobaan, maka IA DAPAT MENOLONG mereka yang dicobai." - Ibrani 2:17, 18.

"Saudara" kita yang ikut merasakan kemanusiaan kita, "dicobai" seperti kita dicobai, sekarang adalah Imam Besar kita disebelah kanan Bapa. "Dijadikan seperti" kita, Ia mengetaui apa yang kita sedang alami. Ia pernah merasa lapar, haus, dicobai, dan kehabisan tenaga. Ia dapat merasakan kebutuhan kita akan rasa simpati dan pengertian. Tetapi di atas segalanya, Yesus dapat menjadi Imam Besar kita karena Ia telah mati untuk menebus dosa kita. Dia membayar hutang dosa kita dengan mati menggantikan kita. Ini adalah Ajaran, Kabar Baik bagi semua orang dimana saja dan setiap waktu.

Salah seorang dari direktur Sekolah Alkitab membagikan pengalamannya: "Ketika anak perempuan paling kecil kami masih berumur tiga tahun, tangannya terjepit kursi lipat, yang menyebabkan tulangnya hancur. Saat kami terburu-buru membawa dia kedokter, tangisannya yang kencang karena kesakitan sangat meyakitkan hati kami. Dan anak kami yang berusia lima tahun juga sangat sangat tersentuh. Saya tidak akan pernah melupakan kata-katanya setelah dokter telah mengobati luka adiknya. Dia terisak, "Oh, Ayah, saya berharap itu terjadi pada jari saya!""
Saat semua manusia telah jatuh ke dalam dosa dan diputuskan untuk mati selamanya, Yesus berkata, "Oh, Bapa, Saya berharap itu adalah Saya." Dan Allah mengabulkan permintaan Yesus di kayu salib. Juru Selamat kita telah mengalami segala penderitaan yang telah kita alami bahkan lebih dari itu.
2. KABAR BAIK DI DALAM PERJANJIAN LAMA
Saat bangsa Israel berkemah di kaki gunung Sinai, Allah memerintahkan Musa untuk mendirikan kaabah yang dapat dipindahkan untuk berbakti "Sesuai dengan pola yang ditunjukkan kepadamu (Musa) di atas gunung." (Keluaran 25:40). Hampir 500 tahun kemudian, kaabah batu besar Raja Salomo menggantikan kaabah yang dapat dipindahkan tersebut. Dan kaabah itu didirikan sama persis dengan kaabah yang dapat dipindah-pindahkan pada zaman Musa. Saat Allah memberikan kepada Musa petunjuk untuk mendirikan kaabah, tujuan khusus apakah yang ada dalam rencana Allah?

"Dan mereka harus membuat tempat kudus bagiKu, supaya AKU AKAN DIAM DI TENGAH-TENGAH MEREKA." - Keluaran 25:8.

Dosa menyebabkan perpisahan yang tragis antara manusia dan penciptanya. Kaabah adalah cara Allah untuk menunjukkan kepada mereka bahwa Ia dapat tinggal di tengah-tengah mereka kembali. Kaabah, menjadi pusat dari kehidupan keagamaan dan perbaktian pada zaman perjanjian lama. Setiap pagi dan petang orang-orang dapat berkumpul di sekeliling kaabah dan mengadakan hubungan dengan Allah melalui doa (Lukas 1:9, 10), menuntut akan janji Allah: "Aku akan bertemu dengan engkau." (Keluaran 30:6).

Perjanjian Lama mengajarkan ajaran yang sama mengenai keselamatan seperti yang ada di dalam Perjanjian Baru. Keduanya menggambarkan kematian Yesus untuk kita dan melayani kita sebagai Imam Besar kita dalam kaabah surgawi.
3. PELAYANAN YESUS KEPADA KITA DIUNGKAPKAN DI DALAM KAABAH
Kaabah dan pelayanan-pelayanan menjelaskan apa yang Yesus kerjakan sekarang di kerajaan surga, dan apa yang Yesus kerjakan sekarang di dunia untuk memperkuat dan memberikan petunjuk satu persatu kepada kita dalam kehidupan sehari-hari.
Saat Kaabah dunia telah ditetapkan menurut kaabah di surga, ini mencerminkan kaabah surga di mana Yesus mengadakan pelayanan sekarang. Keluaran 25-40 menjelaskan pelayanan-pelayanan dan upacara-upacara kaabah di padang gurun dengan cukup jelas. Rangkuman singkat dari perabotan kaabah muncul di Perjanjian Baru: "sekarang perjanjian pertama tentang peraturan untuk perbaktian dan juga kaabah di dunia.... Di ruang yang pertama terdapat tempat kaki dian, meja dan roti sajian perjamuan, tempat ini disebut Bilik Suci. Di belakang tirai kedua terdapat ruangan yang disebut Bilik yang Maha suci, di mana terdapat mesbah ukupan dari emas dan tabut perjanjian yang seluruhnya berlapis emas. Di dalam tabut perjanjian berisi dua loh batu yang bertuliskan perjanjian [di mana Tuhan menuliskan sepuluh perintah Allah (Ulangan 10:1-5)]. Di atas dari tabut perjanjian terdapat dua kerub kemuliaan yang menaungi tutp pendamaian. (Ibrani 9:1-5).
Kaabah mempunyai dua ruangan, bilik yang suci dan bilik yang maha suci. Terdapat halaman yang terbentang di muka kaabah. Di halaman tersebut berdiri mesbah tembaga tempat imam mengadakan korban bakaran dan sebuah cawan yang dipakai untuk mencuci. Korban bakaran yang diberikan di mezbah tembaga tersebut melambangkan Yesus yang melalui kematiannya di kayu salib menjadi Anak domba Allah, yang menghapuskan dosa dunia (Yohanes 1:29). Ketika orang berdosa datang ke altar untuk meminta ampunan dengan membawa korban dan mengakui dosanya, dia menerima pengampunan dan pembersihan. Dengan jalan yang sama orang yang berdosa sekarang meminta pengampunan dan pembersihan melalui darah Yesus (1 Yohanes 1:9).
Di ruang yang pertama atau bilik suci, tujuh kaki dian yang terus menerus menyala, melambangkan Yesus yang tidak pernah gagal menerangi dunia (Yohanes 8:12). Meja dan roti sajian melambangkan pemenuhan akan kebutuhan fisik dan spiritual kita yang dipuaskan oleh roti hidup (Yohanes 6:35). Mesbah pendupa emas melambangkan Yesus yang melayani doa kita kehadapan Allah (Wahyu 8:3, 4).
Ruang yang ke dua, Bilik yang maha suci terdiri dari tabut perjanjian yang berlapis emas melambangkan tahta Allah. Tirai Pembenaran, atau takhta kemurahan melambangkan Kristus iman besar perantara kita yang menjelma mewakili kita umat yang berdosa yang telah melanggar hukum moral Allah. Dua loh batu tempat Tuhan menulis sepuluh perintah Allah tersimpan di bawah takhta kemurahan. Kerub emas kemuliaan terangkat melewati tempat duduk anugerah pada setiap ujung dari tabut perjanjian. Cahaya kemuliaan tersinar diantara dua kerub melambangkan kehadiran Allah sendiri.
Sebuah tirai menutupi bilik suci dari pandangan orang tempat para imam melayani mereka di halaman. Tirai yang kedua di depan bilik yang maha suci memisahkan ruang bagian dalam dari para imam yang memasuki ruang pertama kaabah. Ketika Yesus mati di kayu salib apa yang terjadi dengan tirai tersebut?
"Pada saat itu tirai di kaabah terbelah menjadi dua dari atas ke bawah." - Matius 27:51.
Bilik yang maha suci dapat dilihat ketika Yesus mati. Setelah Yesus mati tidak ada tirai yang dapat memisahkan Allah yang Suci dengan orang-orang saleh, Yesus, Imam besar kita, mengantar kita ke hadirat Tuhan (Ibrani 10:19-22). Kita mempunyai seorang Imam Besar sebagai kepala rumah Allah karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus iklas dan iman yang teguh oleh karena hati kita telah dibersihan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni.
4. SEBUAH WAHYU TENTANG KEMATIAN YESUS UNTUK MENYELAMATKAN KITA
Sama seperti kaabah di bumi dibuat sebagai tiruan yang kecil dari kaabah di surga tampat Yesus sedang melayani kita sekarang, pelayanan yang dilaksanakan pada kaabah yang ada di bumi adalah "gambaran dan bayangan dari apa yang ada di surga" (Ibrani 8:5). Tetapi ada perbedaan: para imam yang melayani di kaabah bumi tidak dapat mengampuni dosa, tetapi di kayu salib Yesus "hanya satu kali saja menyatakan dirinya, pada jaman akhir untuk menghapuskan dosa oleh pengkorbananNya". (Ibrani 9:26).
Dalam Perjanjian Lama pada buku Imamat dijelaskan secara terperinci pelayanan-pelayanan yang ada dalam kaabah. Upacara-upacara dibagi menjadi dua bagian: pelayanan harian dan pelayanan tahunan (Pelajaran 13 menjelaskan tentang pelayanan tahunan).
Di dalam pelayanan harian para imam memberikan korban perorangan dan untuk seluruh umat. Ketika seseorang berbuat dosa, dia harus membawa binatang yang tidak bercacat sebagai korban persembahan, "meletakkan tangannya ke atas korban penghapus dosa dan menyembelih korban itu di tempat korban bakaran" (Imamat 4:29). Kesalahan dari orang yang berdosa harus dipindahkan kepada korban bakaran dengan cara mengakui dosanya dan menaruh tangannya di atas kepala korban tersebut. Ini melambangkan Kristus menebus dosa kita di bukit Golgota; seorang yang tidak berdosa menjadi "berdosa untuk kita" (2 Korintus 5:21). Korban bakaran harus dibunuh dan darahnya tertumpah karena korban bakaran tersebut menunjuk langsung kepada hukuman yang maha tinggi bahwa Kristus menderita di kayu salib.
5. KENAPA DARAH?
Tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan. (Ibrani 9:22). Apa yang terjadi di kaabah dalam Perjanjian Lama menggambarkan langsung suatu perbuatan penyelamatan yang besar dari Kristus. Mati untuk dosa kita, Dia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya kedalam tempat yang kudus dengan membawa darahNya sendiri, dan dengan itu Dia telah mendapat kelepasan yang kekal" (ayat 12). Saat darah Yesus tertumpah di kayu salib untuk dosa kita, "tabir bait suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah" (Matius 27:51). Karena pengorbanan Yesus di kayu salib, binatang korban sudah tidak lagi dibutuhkan.
Saat Yesus menumpahkan darahNya dari kayu salib, Ia menawarkan hidup ketaatanNya yang sempurna sebagai ganti dari kegagalan kita. Saat Bapa dan Anak terpisah di Bukit Golgota, Allah Bapa berbalik dengan kesedihan yang mendalam dan Anak mati dengan hati yang hancur. Allah Anak menempatkan diriNya di dalam sejarah untuk mengambil bagi dirinya sendiri hasil sepenuhnya dari dosa dan untuk menunjukan bagaimana tragisnya perbuatan yang salah itu sebenarnya. Dia lalu dapat mengampuni orang yang berdosa tanpa menyepelekan dosa. Kristus membuat "perdamaian oleh darahNya, yang tertumpah di kayu salib" (Kolose1:20).
6. SEBUAH WAHYU TENTANG KEHIDUPAN YESUS UNTUK MENYELAMATKAN KITA
Apa yang Yesus "setiap hari lakukan di kaabah dalam surga?
"Karena itu Iapun sanggup untuk menyelamatkan secara sempurna semua orang yang datang kepada Allah melalui Dia, karena DIA SELALU HIDUP UNTUK MENJADI PENGANTARA bagi mereka." - Ibrani 7:25.

Yesus sekarang "hidup" untuk memberikan darahNya, pengorbananNya, mewakili kita. Dia sekarang bekerja keras untuk menyelamatkan setiap orang dari tragedi dosa. Beberapa orang secara salah menilai bahwa, sebagai perantara kita, Yesus di Surga memohon kepada Allah yang enggan memaafkan kita untuk mengampuni kita. Pada kenyataannya, Allah-lah yang secara senang menerima pengorbanan AnakNya yang mewakili kita.

Sebagai Imam Besar kita di Surga, Kristus juga memohon dengan kemanusiaanNya. Dia berusaha menolong orang yang acuh-tak-acuh untuk melihat sekali lagi kepada anugerah, untuk menolong orang yang berdosa yang berputus asa meraih kembali harapan dalam kabar kesukaan, dan untuk menolong orang-orang percaya menemukan lebih banyak kekayaan dari firman Allah dan lebih banyak kekuatan dari doa. Yesus membentuk kehidupan kita sejalan dengan perintah-perintah Allah dan menolong kita membangun karakter-karakter yang akan tetap teguh pada pencobaan waktu.
Allah menyerahkan hidupNya bagi setiap orang yang pernah hidup di dunia ini. Dan sekarang, sebagai Imam Besar dan pengantara kita, "Dia selalu hidup" untuk menuntun orang-orang menerima kematianNya bagi dosa mereka. Meskipun Dia mendamaikan seluruh kejatuhan bumi ini kepada dirinya di atas kayu salib, Dia tetap tidak dapat menyelamatkan kita kalau kita tidak menerima anugerahNya. Orang-orang tidak akan hilang karena mereka adalah orang yang berdosa, tetapi karena mereka menolak untuk menerima pengampunan yang Yesus tawarkan.
Dosa menghancurkan hubungan dekat Adam dan Hawa yang pernah dinikmati bersama dengan Allah. Tetapi Yesus, sebagai Anak Domba Allah, mati untuk membebaskan semua manusia dari dosa dan memperbaharui persahabatan yang hilang ini. Sudahkah anda menemukan Dia sebagai Imam Besarmu, yang pernah hidup untuk menjaga hubungan yang dekat dan bersemangat itu?
Kematian Yesus adalah sesuatu yang sama sekali unik. Pelayanan surgawi Kristus tidak dapat diperbandingkan. Hanyalah Kristus yang membawa Allah dekat di samping kita. Hanya Kristus yang membuat semuanya mungkin agar Roh Allah dapat berdiam di dalam hati kita. Dia mengosongkan diriNya dengan maksud agar kita dapat dipenuhi. Dia berhak mendapatkan pengakuan yang sama dari kita. Marilah kita menerima Dia sepenuhnya sebagai Juruselamat dan Penuntun hidup kita.

Hak Cipta © 2002 oleh The Voice of Prophecy

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih atas komentar anda
nama :................................
email:.................................
No hp:...............................

Tuhan memberkati