SELAMAT DATANG DI GEREJA MASEHI ADVENT HARI KE 7 SDA HUA AN BANDUNG.jL PADJAJARAN NO 189 LANUD HUSEN SASTRA NEGARA BANDUNG

Kamis, 03 Mei 2012

S A B A T A T A U M I N G G U

PELAJARAN 13
S A B A T   A T A U   M I N G G U
  
Pendahuluan :
Salah satu masalah dalam kehidupan manusia yang berbakti kepada Allah, yaitu bahwa sementara mereka yakin ada satu hari perbaktian, sebagai satu hari yang suci, tetapi oleh karena perubahan-perubahan masa dan situasi maka mereka tidak lagi menghiraukan hari itu.
Ada orang berpendapat bahwa tidaklah penting memelihara satu hari tertentu sebagai hari suci, karena mereka beranggapan tiap hari itu sama adanya.  Ada lagi yang menyatakan bahwa manusia dapat menyucikan tiap hari atau menurut hari yang disukainya.
Dalam pelajaran terdahulu, kita telah ketahui dengan pasti bahwa hari yang disucikan menurut perintah Allah sebagai hari kebaktian bagi umat-Nya telah ditentukan yaitu "hari yang ketujuh", hari Sabtu dan bukan hari yang lain, atau pun hari Minggu yang kini dihormati oleh kebanyakan orang Kristen.
Jika demikian mengapakah bagian terbesar orang berbakti pada hari Minggu dan bukan pada hari Sabat, hari yang ketujuh ?  Bagaimanakah perubahan itu terjadi ?
1. USAHA UNTUK MERUSAK PEMERINTAHAN ALLAH  
Dari mula pertama Setan dengan segala kekuatannya telah berusaha untuk meruntuhkan pemerintahan Allah.  Sasaran utama dalam melancarkan kejahatannya itu ialah menghancurkan 10 Hukum Allah yang menjadi dasar pemerintahan Allah sebagai tugu-tugu kebenaran moral.  Hari Sabat, yang tercantum dalam hukum keempat, sebagai tanda kekuasaan dan kebesaran Allah, Khalik yang menjadikan langit dan bumi dan segala isinya menjadi pula tujuan serangan Setan yang terutama.
Mengenai serangan ini telah dinubuatkan dengan jelas dalam Kitab Suci :
"Ia akan mengucapkan perkataan yang menentang Yang Mahatinggi, dan akan menganiaya orang-orang kudus milik yang Mahatinggi, ia berusaha untuk mengubah waktu dan Hukum, dan mereka akan diserahkan ke dalam tangannya selama satu masa dan dua masa dan setengah masa."  Daniel 7:25.

Jelas di sini bahwa sadar atau tidak sadar, manusia akan bekerja sama dengan rencana Setan ini untuk "mengubahkan segala masa dan Hukum".  Apabila manusia di dunia ini berhasil dipengaruhi untuk tidak menyucikan hari Sabat, atau mengalihkan perhatian kepada hari yang lain, maka hal itu berati suatu kemenangan pihak Setan, karena manusia tidak lagi merayakan hari Sabat yaitu hari ketujuh yang menjadi tanda peringatan bahwa Allah Yang Maha Kuasa adalah Khalik semesta alam.  Adalah tujuan Setan pula agar manusia tidak mengakui Allah sebagai pencipta dunia ini, karena Setan sejak terjadi pemberontakannya yang gagal di surga, mempunyai niat untuk merampas kekuasaan Allah.
"Engkau yang tadinya berkata dalam hatimu, Aku hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah, dan aku hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara.  Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang Mahatinggi."  Yesaya 14:13,14.
2. BAGAIMANAKAH DENGAN HARI MINGGU ?  
Jika demikian kita bertanya, mengapakah hari Minggu dijadikan hari kebaktian oleh mayoritas umat Kristen ?  Juga diakui oleh banyak negara di dunia bahwa hari Minggu bukan sebagai hari kerja resmi ?  Adakah alasan hari Kitab Suci yang mengatakan bahwa hari Minggu telah menggantikan hari Sabtu, yaitu hari Sabat, hari yang ketujuh ?
Dalam seluruh Kitab Suci, tidak terdapat satu ayat pun yang mengatakan bahwa hari Minggu sebagai hari yang menggantikan Sabat.  Alasan yang dikemukakan orang ialah dari pada tafsiran mereka sendiri, yaitu karena hari kebangkitan Yesus Kristus, yang mana alasan itu tudak mempunyai dasar Kitab Suci ! Hanya ada delapan ayat di dalam Kitab Suci.   Perjanjian Baru, yang menyebut tentang hari pertama yaitu Minggu, tetapi tidak ada satu pun dari ayat-ayat ini yang menyatakan bahwa hari Minggu sebagai hari yang harus disucikan sebagai hari Sabat dalam hukum keempat dari 10 Hukum Allah.
Sejarah gereja dengan jelas menyatakan bahwa sari Sabat telah dipelihara dan dirayakan oleh umat Kristen beberapa abad lamanya setelah Yesus Kristus diangkat ke surga.
Menurut dugaan rupanya pada pertengahan abad kedua, mulai timbul suatu perayaan yang dikenal sebagai "festival kebangkitan" yang dilakukan pada hari pertama yaitu hari Minggu.
Di samping itu, memang ada kebiasaan pula di kalangan orang ketika sebelum menjadi Kristen merayakan hari-hari tertentu untuk penyembahan dewa-dewa di antaranya dewa matahari.   Sebagaimana kita ketahui nama hari sepanjang minggu itu berasal dari nama dewa-dewa, dan hari Minggu itu adalah berasal dari nama dewa matahari, (Sun-day).
Kepada bangsa Israel dulu kala, Allah telah melarang mereka untuk melakukan penyembahan matahari.  "Dan juga supaya jangan engkau mengarahkan matamu ke langit, sehingga apabila engkau melihat matahari, bulan dan bintang, segenap tentara langit, engkau disesatkan untuk sujud menyembah dan beribadah kepada sekaliannya itu, yang justru diberikan TUHAN, Allahmu, kepada segala bangsa di seluruh kolong langit sebagai bagian mereka."
"Dan yang pergi beribadah kepada Allah lain dan sujud menyembah kepadanya, atau kepada matahari atau bulan atau segenap tentara langit, hal yang telah kularang itu."   Ulangan 4:19,17:3.
Sejarah menyatakan lebih lanjut bahwa baru pada tahun 321 M, dikeluarkan satu perintah oleh Kaisar Roma Konstantine, supaya di seluruh kerajaan Roma hari Minggu harus dirayakan sebagai hari raya nasional.  Semua kantor-kantor harus ditutup.  Dengan dekret ini, Konstantine menyatakan bahwa perayaan hari Minggu itu adalah menghormati "matahari" dengan latar belakang pengertian bahwa hari Minggu itu adalah hari raya penyembahan dewa Matahari yang biasa dilakukan orang pada waktu itu.  Bacalah penjelasan ini dalam buku-buku Ensiklopedia dan buku-buku sejarah.
Pada tahun 364 M, tatkala diadakan konsili di Laodikia, gereja telah mengambil keputusan bahwa hari Sabat hari diganti dengan hari Minggu.  Mulai waktu itu terjadilah suatu kerja-sama antara gereja dan pemerintahan dalam hal penetapan hari Minggu dengan alasan untuk merayakan hari kebangkitan Kristus, dan meninggalkan hari Sabat hukum keempat dari 10 Hukum Allah.
Walaupun sudah menjadi keputusan konsili dan diperkuat oleh peraturan pemerintah waktu itu, masih banyak juga orang yang tidak mau melaksanakan penyucian hari Minggu itu, melainkan tetap menyucikan hari Sabat.  Dikatakan pulah bahwa mulailah timbul tekanan-tekanan dari pihak gereja dan pemerintah, sehingga mereka yang menyucikan Sabat mulai ikut merayakan hari Minggu yaitu merayakan dua hari itu, tetapi lama-kelamaan hari Sabat pun ditinggalkan pula.  Apalagi dalam zaman kita ini banyak orang tidak mempedulikan lagi tentang kebenaran Sabat.  Jika saudara bicarakan hal hari Sabat kepada seseorang mungkin ia akan menjawab, "Ah, sama saja !"
Mereka tidak menyadari bahwa tujuan utama menyucikan Sabat, sesuai dengan maksud Allah adalah tanda menyembah Allah Khalik yang telah menciptakan semesta alam.  Lebih jauh lagi mereka tidak menyadari pula bahwa dengan merayakan hari Minggu, berarti mereka sedang mengikuti peraturan manusia !
Kepada mereka itu, sama dengan kepada orang Farisi dan Yahudi di zaman dulu, Yesus berkata :
"Tetapi jawab Yesus kepada mereka : "Mengapa kamu pun melanggar perintah Allah demi adat istiadat nenek moyangmu ?  Hai orang-orang munafik !  Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu : Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh daripada-Ku.  Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia."  Matius 15:3, 7-9.

3. MERONGRONG GEREJA ALLAH YANG BENAR  
Tetapi saudara bertanya, "Bagaimanakah sehingga gereja dapat mengubahkan hukum Allah itu ?  Kalau gereja yang berbuat demikian bukankah gereja itu telah melakukan suatu kesalahan ?" atau "Bukankah mayoritas manusia melaksanakan perayaan hari Minggu dan bukan hari Sabtu ?  Apakah mayoritas itu salah ?
Disinilah letak kebijaksanaan untuk mentaati kebenaran ! Firman Allah itulah kebenaran adanya.  Jika ternyata mayoritas tidak mengikuti firman Allah maka mayoritas itu tidak dapat dibenarkan karena ada tersurat :
"Carilah pengajaran dan kesaksian !" Siapa yang tidak berbicara sesuai dengan perkataan itu, maka baginya tidak terbit fajar."  Yesaya 8:20.
Kita tidak perlu heran jika ada pemimpin-pemimpin gereja pun atau kekuasaan gereja melaksanakan tindakan-tindakan  pengubahan peraturan-peraturan Allah dalam Kitab Suci, karena peristiwa serupa itu sering terjadi pada zaman dulu sehingga Allah harus membuka kedok imam-imam itu, dengan firman sebagai berikut :  "Imam-imamnya memperkosa Hukum Taurat-Ku dan menajiskan hal-hal yang kudus bagi-Ku, mereka tidak membedakan antara yang kudus dengan yang tidak kudus, tidak mengajarkan perbedaan yang najis dengan yang tahir, mereka menutup mata terhadap hari-hari Sabat-Ku.   Demikianlah Aku dinajiskan di tengah-tengah mereka."  Yehezkiel 22:26.
Bukan sampai disitu saja, tetapi telah dinubuatkan pula, bahwa tindakan lebih jauh akan dilakukan pula yaitu menyerang dan menganiaya umat Allah yang memelihara hukum Allah.
"Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi keturunannya yang lain, yang menuruti Hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus."  Wahyu 12:17.
Sejarah menjelaskan tentang satu masa yang disebut "Abad kegelapan" yang berlangsung selama 1260 tahun di mana umat Allah telah dianiaya dan banyak yang mati dibunuh karena mempertahankan kebenaran dan Hukum Allah.  Hal ini telah dinyatakan di dalam nubuatan : "Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka.  Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut."  Wahyu 12:11.
Setelah berakhir masa "Abad kegelapan" itu timbullah reformasi.  Banyak orang mulai menyelidiki Kitab Suci lagi, dan reformis-reformis gereja, mulai meninggikan kebenaran Kitab Suci dan Hukum-hukum Allah dipelajari.  Lambat laun kebenaran tentang hari Sabat ditinggalkan pula terutama pada akhir zaman ini.

4. PENGAKUAN TENTANG PERUBAHAN HARI SABAT  
Untuk dapat diketahui dengan lebih jelas tentang proses dilakukannya perubahan hari Sabat kepada hari Minggu, kita perhatikan beberapa pengakuan yang dikemukakan dalam tulisan-tulisan sebagai berikut :
"Memang pernah ada dan tetap ada hukum untuk menyucikan hari Sabat, tetapi hari Sabat itu bukanlah hari Minggu....Dikatakan bahwa oleh karena beberapa tanda kemenangan, maka Sabat itu telah dipindahkan dari hari ketujuh kepada hari yang pertama.....Di manakah kita bisa mendapat catatan tentang transaksi pemindahan ini ?  Tidak ada di dalam Perjanjian Baru - sama sekali tidak.  Tidak ada bukti Kitab Suci tentang perubahan lembaga Sabat itu dari yang ketujuh kepada yang pertama dalam Minggu." - Dr. Edward T. Hiscox, The Baptist Manual, November 13, 1893.
"Dimanakah di dalam Alkitab yang menyatakan bahwa kita harus menyucikan hari pertama ?  Kepada kita diperintahkan supaya menyucikan hari ketujuh;  tetapi kita tidak diperintahkan menyucikan hari pertama...Sebabnya mengapa kita menyucikan hari pertama dalam minggu sebagai hari suci dan bukan hari ketujuh ialah karena alasan yang sama dengan perayaan-perayaan lain yang kita lakukan, bukan karena ada di dalam Kitab Suci, tetapi karena kesukaan gereja itu sendiri." - Isaac Williams D.D., Gereja Inggris,"Plain Sermons on the Cathecism."
"Tanya : Hari manakah Sabat itu ?
Jawab : Sabtu adalah hari Sabat.
"Tanya : Mengapa kita merayakan Minggu dan bukan Sabtu ?
Jawab : Kita merayakan hari Minggu gantinya hari Sabtu sebab Gereja Katolik, dalam konsili di Laodikia (A.D. 336) telah memindahkan penyucian hari Sabtu kepada hari Minggu."   Rev. Pieter Geirman, The Convert's Catechism of Catholic Doctrine.
"Anda boleh membaca Kitab Suci dari Kejadian sampai Wahyu, dan Anda tidak akan menemukan satu barispun yang memberikan perintah untuk menyucikan hari Minggu.   Kitab Suci menguatkan perbaktian keagamaan pada hari Sabtu, yaitu satu hari yang kami (umat Katolik) tidak pernah menyucikannya."  -  Cardinal James Gibbons, Kardinal Gereja Roma Katolik,
The Faith of Our Fathers.
5. PANGGILAN ALLAH SUPAYA KEMBALI KEPADA SABAT  
Kitab Suci menyatakan bahwa Allah tidak akan membiarkan manusia terus-menerus menginjak-injak hukum Allah dan Hukum hari Sabat-Nya.  Allah telah mengatakan hukuman terhadap mereka yang tidak menghiraukan penyucian hari yang ketujuh itu sebagaimana yang tertulis dalam ayat berikut :
"Dan seorang malaikat lain, malaikat ketiga, menyusul mereka, dan berkata dengan suara nyaring : 'Jika seorang menyembah binatang dan patungnya itu, dan menerima tanda pada dahinya atau pada tangannya, maka ia akan minum dari anggur murka Allah, yang disediakan tanpa campuran dalam cawan murka-Nya, dan ia akan disiksa dengan api dan belerang di depan mata malaikat-malaikat kudus dan di depan mata Anak Domba.  Maka asap api yang menyiksa mereka itu naik ke atas sampai selama-lamanya, dan siang malam mereka tidak henti-hentinya disiksa, yaitu mereka yang menyembah binatang serta patungnya itu, dan barangsiapa yang telah menerima tanda namanya.  Yang penting di sini ialah ketekunan orang-orang kudus, yang menuruti perintah Allah dan imana kepada Yesus."  Wahyu 14:9-12.
Dalam zaman kita ini seruan Allah sedang ditujukan kepada kita agar kita kembali kepada Allah, oleh menurut hukum-hukum-Nya dan berbakti pada hari Sabat, yaitu hari yang telah disucikan Allah sebagai tanda bahwa Allah adalah Khalik yang telah menciptakan semesta alam sekalian.
Seruan itu dinyatakan dengan nyaring dan dengan beberapa perjanjian kepada mereka yang mendengar panggilan-Nya dan menurut perintah-Nya,
"Serukanlah kuat-kuat, janganlah tahan-tahan ! - Nyaringkanlah suaramu bagaikan sangkakala, beritahukanlah kepada umat-Ku pelanggaran mereka dan kepada kaum keturunan Yakub dosa mereka !.... Apabila engkau tidak menginjak-injak hukum Sabat dan tidak melakukan urusanmu pada hari kudus-Ku, apabila engkau menyebutkan hari Sabat "hari kenikmatan", dan hari kudus TUHAN "hari yang mulia", apabila engkau menghormatinya dengan tidak menjalankan segala acaramu dan dengan tidak mengurus urusanmu atau berkata omong-kosong, maka engkau akan bersenang-senang karena TUHAN....."   Yesaya 58:1-14.

Maukah saudara mendengar panggilan Allah untuk kembali kepada penuntun yang benar yaitu menyucikan hari Sabat-Nya ?  Maukah saudara mentaati firman Allah dan menerima berkat yang limpah dalam hidup saudara yang Allah telah sediakan ?

2 komentar:

  1. Efesus 2 : 15
    Sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera,

    Tolong berikan pencerahan kepada saya tentang arti dari ayat tersebut yang menyimpulkan dengan kematianya maka hukum taurat juga dibatalkan beserta seluruh ketentuannya. Hari Sabat juga termasuk didalam hukum taurat beserta butir-butir dari hukum yang lainnya.

    BalasHapus
  2. Pertimbangkan satu perkara ini : - penulis efesus 2:15 adalah pemelihara sabat sampai ter-eksekusi mati thn 60-an, bagitu pula dengan rasul2 yang lain, Yohanes yg meninggal thn 95 pun tetap pemelihara sabat. muridnya pemula bapa2 gereja ( Policarp) adalah seorang pemelihara sabbat setia sampai ia di bakar. dan sabat masih tetap dikuduskan sampai thn 400-an. jadi maksud Efesus 2:15 tadi..? Paulus telah keluar dari mazhab Farisi dan menjadi milik Kristus selamanya. kelompok farisi adl penganut hukum Taurat yg mendarah daging. itulah sebabnya kemana2, mereka mengajarkan hukum taurat ini dan menghubungkan hukum taurat sebagai jalan keslamatan. bahkan setelah sebagian dari mereka yang menjadi kristenpun mereka tetap mengajarkan bahwa hukum taurat adalah jalan keslamatan. misalnya di Kisah 15:1 15:1. Beberapa orang datang dari Yudea ke Antiokhia dan mengajarkan kepada saudara-saudara di situ: "Jikalau kamu tidak disunat menurut adat istiadat yang diwariskan oleh Musa, kamu tidak dapat diselamatkan." salah satu andalan keslamatan mereka adl "sunat" (tidak sunat=tidak selamat). jadi supaya selamat, harus di sunat...15:2 Tetapi Paulus dan Barnabas dengan keras melawan dan membantah pendapat mereka itu. karena ajaran2 mereka ini menyebabkan pengorbanan Kristus di kayu palang menjadi tidak ber-arti. makanya rasul menghadirkan Kristus berkali-kali dan selalu dalam setiap suratnya bahwa Kristuslah jalan keslamatan bukan sunat bukan pula hukum. apakah ada hukum taurat yang di batalkan? Tuhan Yesus meneguhkan keabsahan undang-undang yang IA buat itu dengan mengatakan bahwa lebih mudah langit lenyap daripada satu titik dari hukum taurat itu di hapuskan (Matius 5:17). jadi bertentangankah kalimat ini dengan kalimat di dalam Ef 2:15? tidak...!! lalu....? ketentuan hukum taurat hanya berlaku bagi mereka yang tidak bertobat dari pelanggarannya bahkan dengan sengaja mau tetap hidup dalam pelanggaran terus menerus. maka ketentuan hukum taurat bahwa orang yang melanggar harus di hukum, akan berlaku buat mereka..!!! tetapi bagi mereka yang tobat dengan datang kepada Tuhan memohon ampun, kesalahannya akan di hapuskan. maka dengan itu ketentuan hukum tidak lagi berlaku untuk dia. mudah-mudahan ini boleh menolong kita dari kesalahpahaman

    BalasHapus

terima kasih atas komentar anda
nama :................................
email:.................................
No hp:...............................

Tuhan memberkati