SELAMAT DATANG DI GEREJA MASEHI ADVENT HARI KE 7 SDA HUA AN BANDUNG.jL PADJAJARAN NO 189 LANUD HUSEN SASTRA NEGARA BANDUNG

Rabu, 02 Mei 2012

Allah Menjadikan Segala Sesuatu

PELAJARAN 03
ALLAH MENJADIKAN SEGALA SESUATU
  
Pendahuluan :
Kita hidup dalam satu dunia yang indah dan ajaib !   Satu dunia yang penuh dengan kekayaan alam yang limpah - emas, perak, dan berbagai batu- batu permata.  Keindahan alam yang subur, tanam-tanaman hijau, bunga-bunga, rumput-rumput, pohon-pohon, buah-buahan dan berbagai makanan.  Aliran sungai-sungai dan lautan yang menarik .  Gunung yang tinggi,  lembah dan padang-padang yang luas !  Satu dunia yang dipenuhi pula dengan makhluk-makhluk hidup, burung, ikan dan hewan-hewan dari berbagai jenis.   Lebih dari semuanya dunia ini adalah tempat tinggal makhluk kejadian yang memiliki kecerdasan berpikir ialah manusia-manusia.  Maka timbullah pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :  Dari manakah asal-mulanya dunia ini ?  Bagaimanakah berlangsungnya proses perkembangan dunia itu ?  Bagaimanakah sejarah terjadinya langit, bumi, laut, matahari, bulan dan bintang-bintang ? Bagaimanakah sejarah kehidupan Manusia ?
Ada orang mengira bahwa segala sesuatu dalam dunia ini dan dalam alam semesta, hanyalah terjadi secara kebetulan.  Ada pula orang yang berusaha mempertahankan teori-teori evolusi.  Bahkan beberapa pengikut- pengikut Darwin yang melanjutkan teori itu akhirnya tiba kepada kesimpulan extreem ateisme yang materialistis.  Sebenarnya teori-teori ilmu pengetahuan yang benar tidak akan bertentangan dengan Alkitab.
Dr. Moh. Hatta dalam bukunya "Penghantar ke Jalan Ilmu Pengetahuan", Antara lain menyatakan sebagai berikut : "Memang ada berlainan keinsyafan antara Ilmu dan Agama, tetapi bukan bert
entangan.  Ilmu mengenai soal agama adalah soal kepercayaan.  Pelita ilmu terletak di otak, pelita agama terletak di hati.  Karena itu ilmu dan agama dapat berjalan seiring dengan tidak mengganggu daerah masing-masing.  Kedua-duanya dapat menjadi suluh bagi manusia dalam menempuh hidup."
Namun demikian, ilmu pengetahuan saja tidak dapat menjelaskan segala sesuatu tentang asal mula nya semesta alam, dunia dan segala isinya. Hingga kini ilmu pengetahuan masih tetap diperkembang kan dan masih terus mencari kebenaran.
Lebih lanjut Dr. Hatta menyatakan, "Itulah sebabnya banyak ahli ilmu pengetahuan yang terbilang terkenal pula sebagai orang yang salah, seperti Isaac Newton, seorang ahli ilmu alam yang tersohor benar namanya."
Robert Millikan, Ketua Sarjana-sarjana Amerika, berkata, ‘Tiap ketambahan kepada pengetahuan kita di dalam bidang yang baru hanyalah menyatakan kebesaran yang tak terduga yang belum diketahui. Dan apa yang kita ketahui, atau merasa bahwa kita telah ketahui dalam ilmu pengetahuan, selalu harus dibaharui setidak-tidaknya mengalami perubahan secara revolusioner."
Dr. Charles E. de M. Sajous, menegaskan, ‘Penciptaan benda-benda dari alam semesta, susunan matahari, dan bumi serta segala isinya, tercakup kita sendiri, mengenakan keperluan Allah di dalam segala hak miliknya secara fisik."
Dengan demikian tidaklah mengherankan jika sarjana-sarjana besar dalam dunia modern ini pada umumnya, adalah orang-orang yang mengakui kebesaran Allah sebagai Khalik Pencipta. Hanya sedikit sekali yang tetap menjadi sarjana atheis.

1.   KHALIK PENCIPTA  
Segala sesuatu yang kita lihat di sekitar kita, yang bergerak maupun yang tidak bergerak tentu ada asal-usulnya, permulaannya, ada pembuatnya atau penciptanya. Sebagai contoh yang sederhana, meja di dalam rumah kita. Apakah meja itu jadi dengan cara kebetulan ? Apakah secara langsung meja itu sudah ada ? Tidak ! Kita beli dari toko perabot. Apakah meja itu secara kebetulan pula terkumpul di toko perabot ? Tentu tidak ! Darimanakah asal-usulnya ? Oh, ada tukang kayu yang membuat meja yang ada di rumah mereka, tetapi mereka percaya bahwa ada tukang yang membuatnya. Demikian juga halnya dengan segala yang kita lihat dalam alam sekitar kita! Hanya ada satu jawaban yang benar, terhadap pertanyaan mengenai, daripada asalnya dunia ini dan semesta alam sekalian, yaitu Allah telah menciptakan semuanya ! Segala sesuatu dalam alam ini menyatakan bahwa Allah itu adalah Khalik Pencipta.
Ada banyak dewa-dewa yang disembah orang dalam dunia ini, Emas, Perak, permata-permata yang mahal harganya, dalam bentuk berhala atau materialisme ! Orang menyembah matahari sebagai dewa, bulan, bintang-bintang. Ada pula yang menyembah api, air sungai, pohon-pohon, guntur. Bahkan ada pula yang menenyembah hewan-hewan baik secara langsung maupun tidak langsung. Ada lagi yang mendewakan orang-orang besar, manusia yang dianggap berkuasa, suci !
Mengenai dewa emas dan perak, nabi Yeremia menulis, ‘Perak kepingan dibawa dari Tarsis, dan Emas dari Ufas, berhala itu buatan tukang dan buatan tangan pandai emas. Pakaiannya dari kain ungu tua dan kain ungu muda, semuanya buatan orang-orang ahli. Tetapi Tuhan adalah Allah yang benar, Dialah Allah yang hidup dan Raja yang kekal." Yeremia 10:9,10.
Allah yang benar adalah Allah yang hidup dan yang berkuasa menciptakan semesta alam sekalian. Dewa-dewa yang lain adalah palsu adanya.
Allah yang maha kuasa, Maha tinggi dan Maha Adil, adalah Prima Kansa dari segala sesuatu yang ada. Dari matahari yang terbesar dan planet-planet yang hebat sampai kepada serangga-serangga yang terkecil sekalipun semuanya adalah dari kuasa penciptaan Allah.
‘Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.’ Kejadian 1:1.
Nehemia berkata, ‘Hanya Engkau adalah TUHAN ! Engkau telah menjadikan langit, ya langit segala langit dan segala bala tentaranya dan bumi dengan segala yang ada di antaranya, dan laut dengan segala yang ada di dalamnya. Engkau memberi hidup kepada semuanya itu dan bala tentara langit sujud menyembah kepadaMu." Nehemia 9:6.
Penulis Mazmur menjelaskan pula, " Oleh firman TUHAN langit telah dijadikan, oleh nafas dari mulut-Nya segala tentaranya. Sebab Dia berfirman maka semuanya jadi, Dia memberi perintah, maka semuanya ada." Mazmur 33:6,9. Allah menjadikan semesta alam sekalian, dan bumi serta segala isinya, Allah menjadikan manusia.
Keunggulan Allah, Pencipta serwasekalian alam telah difirmankan oleh Allah sendiri. ‘Ingat lah hal-hal yang dahulu dari sejak purbakala, bahwasanya Akulah Allah dan tidak ada yang lain, Akulah Allah dan tidak ada yang seperti Aku.’ Yesaya 46:9.
‘Aku ini TUHAN, itulah namaKu, Aku tidak akan memberikan kemuliaanKu kepada yang lain atau kemasyuranKu kepada patung.’ Yesaya 42:8.

2.   ALLAH MENJADIKAN DUNIA  
Sejarah penciptaan dunia yang terdapat dalam tiga pasal permulaan buku Kejadian menjelaskan bahwa bumi ini dan segala sesuatu yang ada di dalamnya, telah dijadikan dalam enam hari lamanya, dan telah selesai dengan sempurna dan amat baik adanya.
‘Demikanlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya. Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuatNya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuatNya itu. ’ Kejadian 2:1,2.
Bagaimana Allah menjadikan dunia ini dalam 6 hari itu, telah dijelaskan dalam Alkitab, sebagai berikut :
Pada hari yang pertama, ‘Berfirmanlah Allah, ‘Jadilah terang’. Lalu terang itu jadi.
Allah melihat bahwa terang itu baik lalu dipisahkannNya lah terang itu dari gelap. Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah pe tang dan jadilah pagi, itulah hari pertama. Kej. 1;3-5.
Pada hari kedua, "Berfirmanlah Allah, ‘Jadilah cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari air. Maka Allah menjadikan cakrawala dan Ia memisahkan air yang ada di bawah cakrawala itu dari air yang ada di atasnya. Dan jadilah demikian." Kej. 1:6,7.
Pada hari yang ketiga, firman Allah, "Hendaklah segala air yang di bawah langit berkumpul pada satu tempat, sehingga kelihatan yang kering. Dan jadilah demikian. Lalu Allah menamai yang kering itu darat, dan kumpulan air itu dinamaiNya laut. Allah melihat semuanya itu baik.
Berfirmanlah Allah, "Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi." Dan jadilah demikian. Tanah itu menumbuhkan tunas-tunas muda, segala jenis tumbuh-tumbuhan yang berbiji dan segala jenis pohon-pohonan meng hasilkan buah yang berbiji. Allah melihat bahwa semuanya itu baik." Kejadian 1:9-12.
Pada hari yang keempat firman Allah, "Jadilah benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun, dan sebagai penerang pada cakrawala biarlah benda-benda itu menerangi bumi. Dan jadilah demikian." Kej adian 1:14,15.
Pada hari yang ke-5, firman Allah, "Hendaklah dalam air berkeriapan makhluk yang hidup, dan hendaklah burung beterbangan di atas bumi melintasi cakrawala. Maka Allah menciptakan binatang-binatang laut yang besar dan segala jenis makhluk hidup yang b ergerak, yang berkeriapan dalam air, dan segala jenis burung yang bersayap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
Lalu Allah meberkati semuanya itu, firmanNya, "Berkembangbiaklah dan bertambah banyaklah serta penuhilah air dalam laut, dan hendaklah burung-burung di bumi bertambah banyak. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari ke-5." Kej. 1:20-23.
Paha hari yang ke-6, dengan firman Allah maka binatang-binatang dari segala jenis baik dan jinak dan yang liar, memenuhi hutan yang indah dan padang yang luas.
3.   MANUSIA MAHKOTA PENCIPTAAN ALLAH  
Pada hari yang ke-6 itu apabila segala sesuatu telah dijadikan, maka firman Allah, "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang yang merayap di bumi.
Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambarNya, menurut gambar Allah diciptakanNya dia, laki-laki dan perempuan diciptakanNya mereka.’ Kej. 1:26,27. Inilah mahkota kemuliaan dari segala kejadian Allah.
Bagaimana Allah menjadikan manusia yang pertama itu, dijelaskan sebagai berikut; ‘Ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya, demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.’ Kejadian 2:7.
Dan lagi berfirmanlah Tuah Allah demikian, "Tidak baik, kalau menusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia."
Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak, ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. Kejadian 2:18,21.
Allah telah menjadikan manusia itu menurut peta dan teladan Allah ! Dari tangan Pencipta yang Maha Kuasa Adam dan Hawa telah dijadikan menurut peta ilahi.
E.G. White dalam buku Patriarchs and Prophets, mengenai manusia pertama yang dijadikan Allah, menyatakan sebagai berikut : "Manusia membawa peta Allah, baik dalam keadaannya secara luar dan dalam tabiat … sifat-sifatnya adalah sesuai dengan kehendak Allah. Pikirannya sanggup mengerti hal-hal rohani. Cinta kasihnya berada di bawah pengendalian pemikiran yang sempurna kepada kehendaknya."
Dengan kata lain, dari tangan Allah Pencipta, Adam dan Hawa telah dijadikan sempurna dan suci ! Mereka memiliki kesanggupan-kesanggupan yang sempurna secara fisik, mental dan spiritual. Mereka memiliki kuasa untuk memilih.
Adam dan Hawa telah dijadikan sebagai mahkota kemuliaan dari segala kejadian Allah. "Dari segala makhluk ciptaan Allah di atas bumi ini, tidak ada satupun yang sama dengan manusia." --- Patriarchs and Prophets, hl. 48.
Kepada manusia itu telah diberi kuasa oleh Allah untuk memerintah atas segala binatang dan menikmati segala segala keindahan bumi.
Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka, "Beranak cuculah dan bertambah banyak, penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung- burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi." Kejadian 1:28.
Daud, penulis Mazmur menyatakan tentang manusia yang telah dijadikan Allah itu, "Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat." Mazmur 8:6.

4.   TANDA PERINGATAN KEJADIAN ALLAH  
Setelah selsai Allah menjadikan langit dan bumi dan segala isinya, dan menjadikan manusia dengan kemuliaan dan hormat, apakah selanjutnya yang diperbuat oleh Allah ? Penjelasan yang indah dan mengagumkan telah dijelaskan dalam Alkitab.
"Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya. Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuatNya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuatNya itu.
Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuatNya itu. Kejadian 2:1-3.
Allah telah mengatur jangka waktu perputaran minggu sejak permula
annya yaitu setelah enam hari menjadikan langit dan bumi, maka pada hari yang ketujuh Ia berhenti, memberkati hari itu dan menyucikannya, terutama adalah bagi manusia yang telah dijadikanNya, yaitu manusia yang telah diberikan kebebasan untuk mencintai Allah dan berbakti kepadaNya. Inilah satu rencana yang mulia dan membahagiakan. Manusia diberikan kesempatan oleh Allah pada hari itu berbakti kepada Allah, dan menerima berkat rohani dan kesegaran rohani bagi jiwa, disamping itu pula menjadi hari perhentian secara fisik.
Ketentuan ini ditekankan selanjutnya dalam aturan Allah untuk manusia. "Enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu, maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediaman mu. Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh, itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya. (Keluaran 20:9-11).
Hari yang ketujuh, adalah hari Sabat Allah, hari besar, mulia dan suci, satu hari yang diberkati Allah bukan hanya bagi manusia yang pertama, akan tetapi sepanjang zaman, hari kebaktian kepada Allah yang telah menjadikan langit, bumi dan segala isinya. Satu hari yang menjadi tanda peringat an, kuasa Allah sebagai Khalik Pencipta langit dan bumi !

5.   PENGAKUAN DAN KEWAJIBAN MANUSIA KEPADA KHALIK  
Dari penjelasan di atas dapatlah ditarik kesimpulan bahwa langit dan bumi serta segala sesuatu yang ada, semuanya telah jadi oleh kuasa Allah yang telah menciptakannya.
Kita manusia, adalah makhluk ciptaan Allah. Karena itu, kita wajib berbakti kepada Allah Khalik semesta Alam.
Nabi Yesaya berkata : "Arahkanlah matamu ke langit dan lihatlah, siapa yang menciptakan semua bintang itu dan menyuruh segenap tentara mereka keluar, sambil memanggil nama mereka sekaliannya ? Satupun tiada yang tidak hadir, oleh sebab Ia maha kuasa dan maha kuat. Tidakkah kautahu, dan tidakkah kaudengar ? TUHAN ialah Allah kekal yang menciptakan bumi dari ujung ke ujung, Ia tidak menjadi lelah dan tidak menjadi lesu, tidak terduga pengertianNya." Yesaya 40:26,28.
Ketika Paulus berhadapan dengan orang Athena, ia menandaskan, "Allah yang telah menjadikan bumi dan segala isinya, Ia, yang adalah Tuhan atas langit dan bumi, tidak diam dalam kuil-kuil buatan tangan manusia, dan juga tidak dilayani oleh tangan manusia, seolah-olah Ia kekurangan apa-apa karena Dialah yang memberikan hidup dan nafas dan segala sesuatu kepada semua orang." Kisah Rasul-rasul 17:24,25.
Karena itu Yohanes menyatakan pula tentang kewajiban tiap manusia sebagai insan Khalik, yang diserukan olah malaikat dengan ketentuan yang tegas, "Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia, karena telah tiba saat penghakimanNya, dan sembahlah Dia yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air." Wahyu 14:7.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih atas komentar anda
nama :................................
email:.................................
No hp:...............................

Tuhan memberkati